Tanggap Bencana, Mahasiswa FMIPA UI Dukung BPBD Cianjur Lakukan Asesmen dan Pemetaan Daerah Terdampak Gempa

Gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022, pukul 13.21 WIB, gempa terasa hingga ke Universitas Indonesia (UI) yang berlokasi termasuk dekat dengan wilayah Kabupaten Cianjur. Sebagai wujud simpati dan kepeduliannya, UI melalui 12 mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UI dan Geography Mountaineering Club (GMC) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI bergerak cepat lewat aksi UI Peduli pada hari Senin setelah bencana alam itu terjadi.

Aksi penyaluran bantuan ini dilakukan dari hari Selasa 22 hingga 24 November. Dalam melakukan kegiatan UI Peduli ini, Mapala UI berkoordinasi dengan instansi terkait, salah satunya adalah dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.

Selain membagikan logistik berupa akomodasi dan konsumsi kepada para korban gempa, mahasiswa UI juga mendukung kegiatan BPBD melakukan asesmen daerah yang terisolir dan pemetaan daerah terdampak agar bantuan dapat terdistribusi tepat sasaran ke korban yang paling membutuhkan.

Fauzan Abdurrahman Masykur (Geografi 2020) Ketua GMC UI mengatakan “Hari pertama kami langsung berkoordinasi ke BPBD Cianjur perihal asesmen, hari berikutnya kami kembali ke BPPD Cianjur untuk meminta data jumlah bangunan terdampak gempa, setelah itu kami diarahkan ke Pusat Komando Tanggap Gempa di Pendopo Bupati Cianjur lalu diarahkan lagi ke Kantor Camat Cianjur,”

Namun, kata Fauzan, saat itu kecamatan belum memiliki data kerusakan bangunan, sehingga pihak kecamatan membuka kesempatan berkolaborasi dengan GMC UI untuk menggelar survey bangunan terdampak dengan metode geotagging By Name By Address.

“Jadi survey geotagging By Name By Address itu pencocokan nama KK terhadap bangunan tempat tinggalnya, Gunanya untuk diterapkan pada penyaluran bantuan yang pastinya akan tepat sasaran,” kata Fauzan.

Selanjutnya, guna memeriksa kerusakan terhadap struktur beberapa bangunan yang terdiri dari rumah tinggal pribadi warga serta bangunan publik di wilayah tersebut seperti ruko dan sekolah, tim bergerak cepat melakukan asesmen melalui pengamatan bentuk, kriteria, dan tingkat kerusakan. Hasil dari pemeriksaan ini diklaim dapat menjadi acuan dalam memberikan rekomendasi.

“Selain tempat tinggal warga, asesmen juga kami lakukan terhadap kondisi ruko, dan sekolah-sekolah yang ada di wilayah Cianjur, untuk mengetahui tingkat kerusakannya. Dari hasil asesmen itu, kami memperoleh gambaran untuk direkomendasikan ke pihak terkait, salah satunya untuk yang di skeolah adalah tentang bagaimana kegiatan pendidikan di daerah tersebut dapat segera pulih kembali,” ujarnya.

Dan hingga hari ini, kepada tim humas FMIPA UI Fauzan menginformasikan bahwa sebanyak 230 bangunan telah berhasil didata oleh ia dan timnya.

“Bangunan tempat tinggal seperti rumah dan ruko yang telah kami asesmen, saat ini totalnya sudah mencapai 230 bangunan,” imbuhnya.

Dalam berbagai kesempatan Mapala UI dan Geographical Mountaineering Club FMIPA UI tercatat aktif memberi bantuan kepada para korban bencana di wilayah terdampak, terutama untuk wilayah kampung Sudi, kampung Salahuni desa Nagrak Kecamatan Cianjur Jawa Barat.

Kegiatan yang dilakukan oleh seluruh relawan dari Mapala UI dan Geographical Mountaineering Club FMIPA UI berupa pendirian tenda pengungsian, sementara bantguan dari tim GMC UI lebih spesifik terkait pendataan spasial pemetaan rumah dan bangunan terdampak.

UI Peduli merupakan wujud pengabdian masyarakat (pengmas) UI, baik berbentuk aksi maupun bantuan sosial, yang disebarkan ke seluruh tanah air. Tim UI Peduli berada di bawah koordinasi Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM).

Selama ini, UI Peduli selalu gerak cepat turun ke daerah yang mengalami bencana, dengan menggandeng beberapa pihak/mitra, mulai dari ILUNI UI, pemerintah setempat, memberikan bantuan bagi masyarakat yang menjadi korban.

Tentang Mapala UI

Mapala UI merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat universitas yang berdiri sejak 12 Desember 1964. Mapala UI merupakan wadah bagi mahasiswa Universitas Indonesia untuk berkegiatan di alam bebas, berkontribusi bagi masyarakat, serta peduli terhadap pelestarian lingkungan. Mapala UI berdiri di Bukit Ciampea, Bogor. Nama yang digunakan waktu itu adalah Mapala Prajnaparamita. Prajnaparamita diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti Dewi Pengetahuan. Mapala juga bermakna berbuah atau berhasil.

Ide pembentukan organisasi pelopor pecinta alam di kampus ini dicetuskan oleh Soe Hok Gie (M-007-UI), seorang aktivis mahasiswa terkemuka. Jenuh dengan situasi yang penuh intrik dan konflik politik di kalangan mahasiswa waktu itu, Hok Gie mengusulkan untuk membentuk suatu organisasi yang bisa menjadi wadah berkumpulnya berbagai kelompok mahasiswa.

Tentang  Geography Mountaineering Club FMIPA UI

Pada awal berdirinya GMC UI terbentuk bersamaan dengan berdirinya jurusan Geografi FMIPA Ul dan hanya berupa kumpulan mahasiswa yang suka naik gunung dan menikmati kegiatan alam bebas lainnya. Pada mulanya kedudukan GMC UI adalah sebuah sub bidang KSMG (Komisariat Senat Mahasiswa Geografi) yang langsung di bawah bidang olahraga akan tetapi sejalan dengan perkembangan organisasi GMC kemudian berubah menjadi bidang khusus dan yang terakhir menjadi Badan Semi Otonom dengan dasar yang telah ditetapkan oleh para pendiri GMC sejak tahun 1983.

Perkembangan GMC sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan trend masalah-masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat dalam memelihara lingkungannya yang semakin jelas dan kebutuhan akan adanya tindakan yang efektif terasa lebih mendesak, sementara itu kompleksitas dari masalah tersebut justru membuat upaya pencarian penyelesaiannya makin sulit.

Beranjak dari sana sedikit demi sedikit arah kebijakan dan orientasi kegiatan GMC berubah. Dengan berpegang pada tujuan organisasi yang tercantum dalam AD/ART serta keyakinan dengan apa yang secara individual, kelompok, lembaga atau pemerintah dapat melakukan untuk membantu menyelesaikan masalah- masalah lingkungan hidup dan penerapan strategi konservasi dunia.